Analis Kripto Sebut Bitcoin Lagi Masuki Fase Bull Trap
2024-10-17Bittime - Bitcoin kembali menjadi sorotan. Setelah sempat stabil di atas level krusial $65.000 (sekitar Rp1 miliar), beberapa analis memperingatkan bahwa lonjakan harga ini bisa jadi bukan indikasi pemulihan yang sehat.
Melainkan, Bitcoin sedang memasuki fase “bull trap.” Apa itu? Simak penjelasannya di artikel ini!
Seorang ahli perdagangan kripto, Alan Santana, dalam sebuah analisis di TradingView pada 16 Oktober 2024, menegaskan bahwa pergerakan pasar saat ini memiliki karakteristik khas dari "bull trap" — sebuah jebakan yang bisa menipu para investor dengan harapan palsu.
Dalam penjelasannya, Santana membandingkan pertumbuhan Bitcoin dari awal Agustus hingga Oktober ini dengan lonjakan harga sebelumnya pada Januari 2024.
Ia menyebutkan bahwa kenaikan 39% yang baru-baru ini terjadi berbeda dengan kenaikan kuat awal tahun yang mencapai 91% dalam 51 hari.
Pergerakan pasar saat ini justru menunjukkan pola yang lebih lemah, dengan pola "lower highs" dan "lower lows" — indikasi bahwa kekuatan pasar sedang menurun.
Apa Itu Bull Trap?
Bull trap atau jebakan bullish adalah situasi di mana harga aset menunjukkan tanda-tanda kenaikan signifikan, membuat trader yakin bahwa tren naik (bullish) akan terus berlanjut.
Fenomena ini sering memicu euforia, membuat banyak trader merasa tergoda untuk membeli dengan harapan bahwa harga akan naik lebih tinggi. Namun, setelah mereka membeli, harga justru berbalik arah secara tiba-tiba dan turun drastis.
Situasi ini menyebabkan para trader mengalami kerugian karena mereka terjebak dalam ilusi bahwa tren bullish masih akan berlanjut. Dalam kondisi seperti ini, kehati-hatian sangat diperlukan agar investor tidak terperangkap dan mengalami kerugian besar.
Baca juga: Google Hapus Grafik Harga Bitcoin dan Kripto Lainnya dari Pencarian: Ada Apa?
Potensi Penurunan Bitcoin hingga Rp604 Juta
Sumber: Binance Square
Santana memperingatkan bahwa pasar Bitcoin berada dalam posisi berisiko tinggi. Menurutnya, jika pola ini terus berlanjut, harga Bitcoin berpotensi kembali turun hingga $39.000 (Rp604,5 juta) atau bahkan lebih rendah.
Ia menegaskan bahwa meskipun optimisme tinggi terhadap Bitcoin mencapai $100.000 (sekitar Rp1,55 M), sinyal-sinyal di pasar saat ini justru menunjukkan sebaliknya.
"Ini bukan dorongan bullish, melainkan koreksi terbalik. Bitcoin sedang menuju penurunan," ujarnya.
Tidak hanya Santana, ekonom dan kritikus Bitcoin Peter Schiff juga mendukung pandangan pesimistis ini. Melalui unggahan di platform X pada 16 Oktober, Schiff menekankan bahwa meski Bitcoin mengalami penguatan jangka pendek, aset ini tetap terjebak dalam rentang harga di bawah rekor tertinggi sepanjang masa.
"Orang-orang terlalu fokus pada lonjakan Bitcoin yang terinspirasi Trump, padahal emas justru mencetak rekor baru di atas $2.680 (Rp41.540.000)," tulis Schiff.
Optimisme Pola Segitiga Simetris di Chart Bitcoin
Di sisi lain, beberapa analis masih optimis. Seorang analis kripto dengan nama samaran The Moon menyebut bahwa Bitcoin berhasil kembali menguji level support di sekitar $65.000 (Rp1.007.500.000) dan bertahan dalam pola segitiga simetris.
Pola ini sering kali menandakan periode konsolidasi sebelum terjadi lonjakan harga signifikan. Jika momentum bertahan dan Bitcoin berhasil menembus ke atas, aset ini bisa mencapai level $70.000 (Rp1.085.000.000) dalam waktu dekat.
Selain itu, beberapa pelaku pasar beranggapan bahwa pergerakan harga Bitcoin saat ini mungkin merupakan bagian dari tren "Uptober" — sebuah fenomena di mana Bitcoin biasanya mencetak rekor baru setiap Oktober.
Dalam analisis yang disampaikan oleh Trading Shot, terdapat kemungkinan target harga berikutnya mencapai $88.000 (Rp1,36 M).
Baca juga: Bitcoin Senilai $760 Juta Dipindahkan Tesla! Apa Rencana Elon Musk?
Proyeksi Jangka Panjang Bitcoin
Secara fundamental, faktor makro ekonomi dan perkembangan politik juga mempengaruhi ekspektasi pasar. Analis dari Standard Chartered memprediksi bahwa Bitcoin bisa mencapai $150.000 (Rp2,3 M) pada akhir tahun.
Hal tersebut bisa terjadi jika Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden. Trump diketahui mendukung inovasi aset digital dan berkomitmen menjadikan AS pemimpin dalam industri kripto.
Harga Bitcoin Hari Ini
Saat artikel ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di harga $67.300 (sekitar Rp1,046 M), naik 0,55% dalam 24 jam terakhir dan lebih dari 10% selama sepekan.
Bitcoin saat ini berada di atas rata-rata pergerakan 50 hari dan 200 hari, menunjukkan tren bullish yang kuat dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Namun, dengan Indeks Kekuatan Relatif (RSI) di angka 65,99, Bitcoin mendekati zona jenuh beli, yang menandakan kemungkinan koreksi harga dalam waktu dekat.
Cari tahu juga harga 1 BTC to IDR hari ini melalui market Bittime!
Kesimpulan
Meskipun beberapa analis optimis bahwa Bitcoin masih bisa mencetak rekor baru, tanda-tanda koreksi dan potensi jebakan bull trap perlu diwaspadai oleh para investor.
Dalam situasi pasar yang fluktuatif seperti ini, langkah bijak adalah tetap waspada dan mempertimbangkan risiko dengan matang sebelum mengambil keputusan. Akankah Bitcoin berhasil menembus resistensi $70.000 atau justru terjebak dalam koreksi tajam? Hanya waktu yang akan menjawab.
Cara Beli Crypto di Bittime
Ingin trading jual beli Bitcoin dan investasi crypto dengan mudah? Bittime siap membantu! Sebagai exchange crypto Indonesia yang terdaftar resmi di Bappebti, Bittime memastikan setiap transaksi aman dan cepat.
Mulai dengan registrasi dan verifikasi identitas, lalu lakukan deposit minimal Rp10.000. Setelah itu, kamu bisa langsung beli aset digital favoritmu!
Cek kurs BTC to IDR, ETH to IDR, SOL to IDR dan aset kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Disclaimer: Pandangan yang diungkapkan secara eksklusif milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan platform ini. Platform ini dan afiliasinya menolak segala tanggung jawab atas keakuratan atau kesesuaian informasi yang disediakan. Ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran keuangan atau investasi.