Harga BLAST Melonjak 40% Pasca Blast Token Airdrop Rp 3,3 Triliun!

Bittime - BLAST, token asli dari jaringan Ethereum layer-2 Blast ini langsung melesat 40% setelah peluncurannya. Saat debut, harga BLAST berada di kisaran Rp 327 (US$0,02) per token.

Menariknya, nilai total yang beredar (FDV) saat peluncuran mencapai Rp 33 triliun (US$2 miliar), menurut Ambient Finance dan Aevo.

Lonjakan harga ini bertolak belakang dengan peluncuran token anyar lainnya. Sebut saja zkSync (ZK) dari Ethereum layer-2 dan LayerZero (ZRO) yang justru mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 46% dan 43%.

Dalam peluncurannya, Blast membagikan 17% dari total pasokan token melalui airdrop. Pengguna yang memenuhi syarat, yaitu mereka yang memindahkan Ether (ETH) atau USD Coin (USDC) ke jaringan Blast, menerima 7% dari total pasokan token.

Sebesar 7% lainnya diberikan kepada pengguna yang berkontribusi pada pengembangan aplikasi terdesentralisasi (DApps) di jaringan Blast. Sisanya, 3% dialokasikan untuk Blur Foundation untuk program airdrop komunitas mendatang.

Kontroversi dan Penipuan Menyelimuti Airdrop BLAST

Meskipun harga token melonjak, airdrop BLAST tidak lepas dari kritik dan penipuan. Sejumlah pengamat kripto menyoroti valuasi peluncuran yang dinilai di bawah ekspektasi.

Salah satunya, Arthur Cheong, salah satu pendiri DeFiance Capital, mengaku terkejut dengan FDV BLAST sebesar Rp 33 triliun (US$2 miliar). Ia memperkirakan valuasi akan lebih mendekati Rp 81 triliun (US$5 miliar).

Jaringan Blast sendiri, yang didirikan oleh Tieshun Roquerre (PacMan), pernah menuai kritik dari investor awal pada November lalu. Saat itu, Blast dinilai minim fitur untuk menjustifikasi mekanisme bridging satu arah, yang mengharuskan pengguna mengunci ETH mereka selama beberapa bulan.

Meski begitu, jaringan Blast berhasil mengumpulkan deposit senilai Rp 37,6 triliun (US$2.3 miliar) antara November dan Maret. Saat ini, Blast menempati posisi kedua sebagai jaringan layer-2 dengan total nilai terkunci (TVL) sebesar Rp 26,5 triliun (US$1.62 miliar), menurut CoinGecko.

Para penipu memanfaatkan momen airdrop untuk melancarkan aksinya. Mereka membuat situs web palsu yang mirip dengan platform resmi Blast.

Scam Sniffer, layanan keamanan kripto, mengidentifikasi seorang pengguna yang kehilangan lebih dari Rp 3,5 miliar (US$217.000) setelah menandatangani beberapa tautan phising.

Sayangnya, praktik penipuan ini sudah jamak terjadi pada airdrop token besar lainnya di tahun ini, seperti yang dialami protokol jembatan lintas-rantai Wormhole.

Tips Agar Tidak Tertipu Airdrop Palsu

• Waspadalah terhadap situs web dan program airdrop palsu.
• Selalu periksa informasi resmi dari sumber terpercaya sebelum melakukan transfer kripto.
• Jangan pernah membagikan informasi pribadi atau kunci dompet digital Anda kepada siapapun.

Berhati-hatilah dalam berinvestasi kripto, termasuk token BLAST. Pastikan Anda memahami risiko yang ada dan lakukan riset yang mendalam sebelum memutuskan untuk membeli.

Cara Beli Crypto di Bittime

Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.

Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.

Belajar Panduan Lengkap Cara Beli Crypto di Bittime.

Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.