Ini Rencana Ripple Setelah Kasus XRP vs SEC Berakhir, Segera IPO!
2025-03-20Bittime - Kasus SEC vs XRP masih terus bergulir meski sudah lewat beberapa tahun sejak masalah ini muncul. Setelah lewat beberapa banding pengadilan akankah kini perselisihan ini segera berakhir.
Simak perkembangan terbaru kasus XRP vs SEC dan rencana ripple untuk segera IPO setelah usainya perkara ini!
SEC Akhiri Banding terhadap Ripple
Setelah lebih dari empat tahun perselisihan hukum, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan banding terhadap Ripple.
Namun, kasus ini belum sepenuhnya selesai. Ripple masih menghadapi denda sebesar $125 juta serta putusan yang mengklasifikasikan penjualan institusional XRP sebagai sekuritas.
Keputusan Hakim Analisa Torres pada Agustus 2023 tetap berlaku, di mana XRP tidak dianggap sebagai sekuritas dalam perdagangan di pasar sekunder, tetapi dianggap sebagai sekuritas ketika dijual kepada investor institusional.
Pasar merespons positif perkembangan ini. Harga XRP melonjak hampir 11% ke $2,52 setelah berita ini muncul, menurut data dari CoinGecko.

Source: Market Bittime
Ripple Kini Pegang Kendali
CEO Ripple, Brad Garlinghouse, menegaskan bahwa sekarang perusahaannya yang memegang kendali atas kasus ini. “SEC telah mundur dari banding mereka. Itu berarti kami yang sekarang menentukan langkah selanjutnya,” ujarnya dalam wawancara dengan Bloomberg.
Brad juga mengungkapkan bahwa Ripple telah menghabiskan lebih dari $150 juta untuk biaya hukum sejak kasus ini dimulai pada Desember 2020.
Ia menilai bahwa strategi SEC di bawah kepemimpinan Gary Gensler adalah upaya untuk menekan industri kripto melalui jalur hukum. “SEC ingin memperluas kekuasaannya terhadap kripto dengan cara ini, tapi sekarang semuanya sudah berubah,” tambahnya.
Baca juga: Prediksi Harga XRP 20 Maret 2025: Analisis Tren Hari Ini
Rencana IPO Ripple: Prioritas Utamakah?
Di tengah spekulasi bahwa Ripple akan segera melantai di bursa saham, Brad Garlinghouse justru meredam ekspektasi tersebut.
Menurutnya, IPO bukanlah prioritas utama Ripple saat ini. “Melakukan IPO bisa menjadi opsi di masa depan, tetapi kami tidak membutuhkannya sekarang,” jelasnya.
Berbeda dengan banyak perusahaan yang melakukan IPO untuk mendapatkan pendanaan, Ripple telah mampu berkembang secara organik tanpa memerlukan modal tambahan dari publik. Alih-alih berfokus pada IPO, Ripple saat ini sedang aktif melakukan akuisisi.
Brad mengonfirmasi bahwa perusahaannya tengah mencari peluang untuk mengakuisisi perusahaan infrastruktur blockchain guna memperkuat ekosistemnya. “Akan ada banyak konsolidasi di industri ini tahun ini, dan Ripple akan menjadi bagian dari itu,” katanya.
Ambisi Ripple dalam Stablecoin
Sementara itu, industri keuangan tradisional mulai mengubah pandangannya terhadap kripto. Brad menyebut bahwa bank-bank besar di AS yang sebelumnya skeptis terhadap aset digital kini mulai menunjukkan minat, terutama dalam hal kustodi kripto dan infrastruktur pembayaran.
Ripple sendiri telah memperluas bisnis stablecoin dengan meluncurkan RLUSD tahun lalu. Targetnya adalah menjadikan RLUSD sebagai salah satu dari lima stablecoin terbesar di pasar sebelum akhir tahun ini.
“Pasar stablecoin saat ini bernilai $230 miliar dan bisa tumbuh 10 kali lipat dalam lima tahun ke depan. Ripple ingin mengambil bagian sebesar-besarnya dari pertumbuhan ini,” ujarnya.
Menanggapi kekhawatiran tentang kepemilikan Ripple atas 42% dari total suplai XRP, Brad menegaskan bahwa perusahaannya selalu transparan dalam hal ini.
Ripple secara rutin merilis laporan pasar XRP untuk memberikan kejelasan kepada investor tentang bagaimana perusahaan menangani asetnya.
Baca juga: Proposal XRP Jadi Aset Strategis untuk Sistem Keuangan Amerika Serikat
Kesimpulan
Dengan berakhirnya sebagian besar pertempuran hukumnya dengan SEC, Ripple kini siap untuk memperkuat posisinya di industri blockchain.
Apakah IPO akan menjadi langkah selanjutnya bagi perusahaan? Meskipun bukan prioritas saat ini, prospek Ripple untuk menjadi pemain utama dalam infrastruktur blockchain global tetap terbuka lebar.
FAQ
Apa itu kasus Ripple Vs SEC?
Kasus Ripple Vs SEC adalah pertarungan hukum yang dimulai sejak 2020, di mana SEC menuduh Ripple Labs menjual XRP sebagai sekuritas tanpa pendaftaran. Ripple menolak klaim tersebut, menyatakan bahwa XRP adalah aset digital, bukan sekuritas.
Apa dampak kasus ini pada XRP dan pasar kripto?
Kasus ini menciptakan ketidakpastian regulasi yang memengaruhi pasar kripto secara luas. Meskipun demikian, XRP sempat mengalami lonjakan nilai, mencerminkan keyakinan investor terhadap Ripple.
Kapan kasus ini akan selesai?
Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan kasus ini akan berakhir. Hasil akhirnya sangat bergantung pada pengadilan dan kemungkinan perubahan kepemimpinan di SEC.
Cara Beli Crypto di Bittime
Ingin trading jual beli Bitcoin dan investasi crypto dengan mudah? Bittime siap membantu! Sebagai exchange crypto Indonesia yang terdaftar resmi di Bappebti, Bittime memastikan setiap transaksi aman dan cepat.
Mulai dengan registrasi dan verifikasi identitas, lalu lakukan deposit minimal Rp10.000. Setelah itu, kamu bisa langsung beli aset digital favoritmu!
Cek kurs BTC to IDR, ETH to IDR, SOL to IDR dan aset kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Selain itu, kunjungi Bittime Blog untuk mendapatkan berbagai update menarik dan informasi edukatif seputar dunia crypto. Temukan artikel terpercaya tentang Web3, teknologi blockchain, dan tips investasi aset digital yang dirancang untuk memperkaya pengetahuan kamu dalam dunia kripto.
Referensi
Jai Hamid, Ripple CEO downplays IPO plans after Ripple-SEC case ends, XRP surges, Diakses pada 20 Maret 2025
Penulis: SD
Disclaimer: Pandangan yang diungkapkan secara eksklusif milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan platform ini. Platform ini dan afiliasinya menolak segala tanggung jawab atas keakuratan atau kesesuaian informasi yang disediakan. Ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran keuangan atau investasi.

.png)