Mengenal Apa Itu DEX (Decentralized Exchange)
2024-08-03Bittime - Dunia kripto terus berinovasi, dan salah satu inovasi yang menarik adalah hadirnya Decentralized Exchange (DEX). Berbeda dengan platform pertukaran kripto konvensional, DEX menawarkan pengalaman trading yang lebih terdesentralisasi dan terbebas dari perantara.
Artikel ini akan mengajak Anda menyelami dunia DEX, mulai dari pengertian, sejarah, cara kerja, hingga berbagai hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakannya.
Apa itu DEX (Decentralized Exchange)?
Decentralized Exchange (DEX) adalah platform pertukaran aset kripto yang beroperasi secara terdesentralisasi. Artinya, DEX tidak memiliki entitas pusat yang mengontrol platform dan transaksi. Dalam DEX, pengguna terhubung langsung satu sama lain untuk melakukan jual-beli aset kripto, tanpa perlu perantara seperti bursa kripto konvensional (CEX).
Sejarah DEX
Konsep DEX lahir dari keinginan untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih terbuka, transparan, dan tahan terhadap sensor. Munculnya DEX diawali dengan peluncuran platform seperti Bitshares pada tahun 2013 dan EtherDelta pada tahun 2016. Sejak saat itu, DEX terus berkembang dengan berbagai inovasi dan peningkatan teknologi.
Konsep keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan pilar utamanya, DEX, dapat ditelusuri kembali ke masa awal Bitcoin. Meskipun Bitcoin memperkenalkan ide revolusioner tentang mata uang digital terdesentralisasi, perdagangan aset digital awalnya bergantung pada platform terpusat. Platform-platform ini, sering disebut sebagai bursa terpusat (CEX), bertindak sebagai perantara, menyimpan dana pengguna dan memfasilitasi perdagangan.
Namun, risiko inheren yang terkait dengan CEX, seperti pelanggaran keamanan, risiko pihak lawan, dan hambatan regulasi, mendorong pencarian alternatif yang lebih terdesentralisasi. Para visioner di balik mata uang kripto awal menyadari kebutuhan akan platform perdagangan yang selaras dengan prinsip inti teknologi blockchain: desentralisasi, transparansi, dan kontrol pengguna.
Cara Kerja DEX
DEX beroperasi menggunakan teknologi blockchain dan smart contract. Transaksi yang terjadi pada DEX terekam dan divalidasi oleh jaringan blockchain, sehingga menjamin keamanan dan transparansi. Berikut gambaran singkat cara kerja DEX:
Pemasangan Dompet Kripto: Pengguna menghubungkan dompet kripto pribadi mereka ke DEX.
Memilih Pasangan Trading: Pengguna memilih aset kripto yang ingin dibeli dan aset kripto yang akan digunakan untuk membeli (pasangan trading).
Pelaksanaan Order: Pengguna membuat order beli atau jual sesuai dengan pasangan trading yang dipilih.
Smart Contract: Order tersebut dieksekusi melalui smart contract yang telah ditentukan di blockchain.
Pencocokan Transaksi: Sistem DEX secara otomatis mencari pengguna lain yang ingin melakukan transaksi sebaliknya, sehingga terjadi kesepakatan jual-beli.
Pencatatan Transaksi: Transaksi yang berhasil dicatat dan divalidasi oleh jaringan blockchain.
Jenis-Jenis DEX
DEX hadir dengan berbagai mekanisme kerja yang berbeda-beda. Berikut beberapa jenis DEX yang umum ditemui:
Automated Market Maker (AMM): Jenis DEX ini menggunakan smart contract dan kumpulan likuiditas (liquidity pool) untuk memfasilitasi transaksi. Pengguna menyetorkan aset kripto mereka ke liquidity pool, dan DEX secara otomatis akan menentukan harga berdasarkan algoritma.
Order Book DEX: DEX jenis ini mirip dengan bursa kripto konvensional, di mana pengguna dapat membuat order beli dan jual dengan harga yang ditentukan sendiri. Sistem DEX kemudian akan mencari order yang cocok dari pengguna lain.
DEX vs. CEX
Penting untuk memahami perbedaan antara DEX dan CEX (Centralized Exchange).
DEX: Platform pertukaran aset kripto terdesentralisasi, tanpa perantara.
CEX: Platform pertukaran aset kripto konvensional yang dikendalikan oleh entitas pusat, pengguna harus menyerahkan aset kripto mereka ke platform untuk melakukan transaksi.
Kelebihan dan Kekurangan DEX vs CEX
Kelebihan DEX
Terdesentralisasi: Pengguna memiliki kendali penuh atas aset kripto mereka dan tidak perlu memercayai pihak ketiga.
Transparansi: Semua transaksi terekam dan dapat diakses secara publik di blockchain.
Keamanan: Risiko diretas lebih rendah karena tidak ada entitas pusat yang menjadi target serangan.
Aksesibilitas: Umumnya tidak memerlukan proses verifikasi Know Your Customer (KYC).
Kekurangan DEX
Likuiditas Terbatas: Beberapa DEX mungkin memiliki likuiditas yang terbatas, sehingga memengaruhi kelancaran transaksi.
Antarmuka Mungkin Sulit: Antarmuka DEX bisa lebih rumit dibandingkan CEX, terutama untuk pengguna baru.
Kecepatan Transaksi: Kecepatan transaksi di DEX bisa lebih lambat dibandingkan CEX.
Kelebihan CEX
Likuiditas Tinggi: Umumnya memiliki likuiditas yang lebih besar, memungkinkan transaksi dalam jumlah besar dengan harga yang lebih kompetitif.
Antarmuka Pengguna: Biasanya memiliki antarmuka yang lebih ramah pengguna.
Kecepatan Transaksi: Proses transaksi umumnya lebih cepat dibandingkan DEX.
Fitur Tambahan: Seringkali menawarkan fitur tambahan seperti margin trading, futures, dan opsi.
Kekurangan CEX
Desentralisasi: Pengguna menyerahkan kontrol atas aset kripto mereka kepada platform.
Keamanan: Rentan terhadap serangan hacking dan pencurian dana.
Regulasi: Terikat oleh peraturan keuangan yang ketat, yang dapat membatasi layanan di beberapa negara.
Biaya Transaksi: Biasanya membebankan biaya transaksi yang lebih tinggi dibandingkan DEX.
Memilih DEX Terbaik
Memilih DEX yang tepat tergantung pada kebutuhan Anda. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
Jenis aset kripto yang ingin diperdagangkan: Pastikan DEX tersebut mendukung aset kripto yang Anda inginkan.
Reputasi dan keamanan DEX: Pilih DEX yang memiliki reputasi baik dan memiliki fitur keamanan yang memadai.
Likuiditas DEX: Semakin tinggi likuiditas, semakin lancar transaksi yang dapat dilakukan.
Biaya transaksi: Perhatikan biaya transaksi yang dibebankan oleh DEX.
Apakah DEX Aman?
Meskipun DEX menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan CEX, pengguna tetap perlu waspada. Sifat desentralisasi DEX memang meminimalkan risiko serangan terpusat, namun kerentanan tetap ada. Smart contract yang menjadi jantung dari DEX dapat menjadi sasaran serangan jika terdapat celah keamanan dalam kodenya.
Selain itu, pengguna juga harus proaktif dalam menjaga keamanan aset mereka dengan cara menyimpan private key dengan aman dan selalu memperbarui perangkat lunak. Meskipun begitu, transparansi yang tinggi pada DEX memungkinkan pengguna untuk memverifikasi setiap transaksi secara mandiri, sehingga meningkatkan kepercayaan terhadap keamanan platform.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada sistem yang sepenuhnya kebal terhadap serangan. Oleh karena itu, diversifikasi aset dan pemilihan DEX yang memiliki reputasi baik adalah langkah-langkah penting untuk meminimalkan risiko.
Cara Beli Crypto di Bittime
Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi. Belajar Panduan Lengkap Cara Beli Crypto di Bittime.
Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Disclaimer: Pandangan yang diungkapkan secara eksklusif milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan platform ini. Platform ini dan afiliasinya menolak segala tanggung jawab atas keakuratan atau kesesuaian informasi yang disediakan. Ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran keuangan atau investasi.