Pasar Kripto Masuki Winter Bull, Begini Menurut Angga Andinata

Bittime - Pasar kripto sedang berada dalam fase yang menarik, yang oleh sebagian orang disebut sebagai "Winter Bull." 

Angga Andinata, seorang analis kripto terkemuka, baru-baru ini memberikan pandangannya mengenai kondisi pasar ini dan apa yang bisa kita harapkan di masa depan.

Bitcoin dan Ketidakpastian Pasar

Sejak Maret 2024, Bitcoin telah berulang kali gagal mencapai level tertingginya kembali. Menurut Angga, kondisi pasar saat ini penuh dengan ketidakpastian, meskipun ada tanda-tanda bullish di tengah "musim dingin" ini. 

Perubahan cepat dalam sentimen pasar membuatnya sulit untuk memprediksi arah selanjutnya, tetapi optimisme tetap ada. Salah satu alasan utama adalah karena pasar sudah berhasil bertahan dari krisis "Checkpoint 2.0" yang terjadi pada tahun 2023.

Baca juga: ETF Bitcoin di Seluruh Dunia Tampung 1,07 Juta BTC Lebih

Pengaruh Politik terhadap Kripto

Salah satu topik menarik yang dibahas Angga adalah bagaimana kondisi politik, terutama di Amerika Serikat, mempengaruhi pasar kripto. 

Polling terbaru menunjukkan bahwa popularitas Donald Trump menurun, terutama di kalangan pemilih muda yang lebih tertarik pada isu-isu seperti legalisasi pernikahan sesama jenis ketimbang Bitcoin. 

Ini berpotensi mempengaruhi sentimen pasar, mengingat Trump membawa narasi kripto dalam kampanyenya.

Choke Point 3.0 dan Regulasi Ketat

Regulasi ketat terus menjadi ancaman bagi industri kripto. Angga menyebutkan bahwa Choke Point 3.0 sedang berlangsung, dengan misi yang sama seperti versi sebelumnya, yaitu menekan industri kripto. 

Dua arsitek utama dari Choke Point 2.0, Bry DC dan Bat Ramamurti, kini menjadi penasihat Kamala Harris, kandidat presiden yang diperkirakan akan melanjutkan kebijakan regulasi ketat ini. 

Jika Harris menang, "Winter Bull" bisa berlangsung lebih lama, yang akan mempengaruhi pasar, terutama altcoin dan token aplikasi terdesentralisasi.

Potensi Mega Lockdown dan Dampaknya

Angga juga membahas potensi munculnya Mega Lockdown akibat virus baru, yang dikenal sebagai "Ox" atau monkeypox. Meskipun saat ini virus ini belum semematikan COVID-19, adanya ancaman pandemi membawa dampak pada pasar kripto. 

Selama krisis COVID-19 pada Maret 2020, Bitcoin turun drastis hingga 63%. Meskipun Angga meragukan bahwa "Ox" akan menjadi pandemi global, potensi ketakutan yang dihasilkan bisa saja digunakan untuk menjual vaksin, yang pada akhirnya mempengaruhi pasar.

Kesimpulan

Meskipun pasar kripto saat ini berada dalam fase yang penuh dengan ketidakpastian, Angga Andinata tetap optimis. 

Menurutnya, ini adalah saat yang baik untuk mulai akumulasi Bitcoin, terutama mengingat bahwa harga Bitcoin telah berada di bawah garis standar deviasi satu. 

Ia juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara optimisme dan pesimisme, serta selalu waspada terhadap risiko yang mungkin terjadi.

Pasar kripto memang tidak pernah lepas dari fluktuasi dan ketidakpastian, namun bagi mereka yang mampu bertahan dan beradaptasi, peluang untuk meraih keuntungan tetap terbuka lebar. 

Angga menyarankan untuk terus menyimpan Bitcoin dan tetap optimis, karena adopsi kripto sebagai alat keuangan global masih dalam tahap awal, dan kita semua adalah bagian dari perjalanan ini.

Cara Beli Crypto di Bittime

Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti. 

Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi. Belajar Panduan Lengkap Cara Beli Crypto di Bittime. 

Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.