PBB: Telegram Jadi Surga untuk Pencucian Uang Menggunakan Cryptocurrency

Bittime - United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa Telegram telah menjadi surga bagi jaringan kriminal di Asia Tenggara. 

Telegram dapat memfasilitasi aktivitas ilegal seperti pencucian uang menggunakan cryptocurrency, perdagangan data yang diretas, serta penyediaan alat untuk kejahatan siber. Baca artikel ini untuk mengetahui selengkapnya!

Sistem Enkripsi End-to-End Telegram

Menurut PBB, Telegram yang dilengkapi dengan sistem enkripsi end-to-end, telah memungkinkan para pelaku kejahatan untuk berkomunikasi tanpa takut dilacak oleh pihak berwenang. 

Sistem ini melindungi privasi percakapan sehingga memberikan ruang bagi jaringan kriminal untuk bergerak lebih leluasa dalam menjalankan operasinya.

Keuntungan dari sistem ini dirasakan secara besar-besaran, khususnya oleh jaringan kriminal di Asia Tenggara. PBB melaporkan bahwa sindikat kriminal di wilayah ini memperoleh keuntungan antara $27,4 miliar hingga $36,5 miliar setiap tahunnya. 

Sebagian besar dari keuntungan aktivitas ilegal ini berasal dari pencucian uang yang dilakukan melalui cryptocurrency dan platform perbankan ilegal.

Baca Juga: CEO Telegram Ditangkap, Telegram Tegaskan Telah Patuhi Hukum Uni Eropa!

Pencucian Uang Menggunakan Cryptocurrency di Telegram 

Salah satu temuan penting dari laporan ini adalah bagaimana Telegram digunakan untuk pencucian uang menggunakan cryptocurrency. Exchange kripto yang tidak berlisensi kerap kali mempromosikan layanan pencucian uang melalui aplikasi ini. 

Salah satu iklan yang ditemukan oleh PBB bahkan mengeklaim, "Kami memindahkan $3 juta uang curian dari luar negeri setiap hari”. Pernyataan ini menunjukkan betapa besar skala aktivitas kriminal yang menggunakan Telegram sebagai sarana komunikasi.

Melalui Telegram, para penjahat dapat dengan mudah mengedarkan uang hasil curian, yang sering kali dalam bentuk USDT. Dalam beberapa tahun terakhir, USDT menjadi pilihan utama bagi jaringan kriminal, terutama di Asia. 

Pada tahun ini saja, tercatat sekitar $35,4 juta yang berhasil dicuri dari korban penipuan dan dikonversikan ke dalam USDT.

Jual Beli Data Pribadi di Telegram

Tidak hanya pencucian uang, PBB juga mengungkapkan bahwa Telegram digunakan oleh jaringan kriminal untuk memperdagangkan data pribadi yang diretas. 

Mulai dari detail kartu kredit hingga kata sandi, semua informasi ini dijual secara bebas di Telegram.

Lebih parahnya lagi, setidaknya ada 10 penyedia perangkat lunak deepfake yang ditemukan memasarkan layanan mereka kepada para penjahat melalui Telegram. 

Penjualan malware, alat yang digunakan untuk mencuri dana secara daring, juga marak di Telegram.  

Perubahan Telegram Setelah Pavel Durov Ditangkap

Setelah penangkapan Pavel Durov, Telegram mulai mengambil beberapa langkah untuk memperbaiki citranya. 

Salah satunya adalah penghapusan fitur People Nearby yang sebelumnya telah disalahgunakan oleh beberapa kelompok kriminal untuk melacak dan mengakses informasi pribadi orang lain.

Selain itu, Telegram juga menghapus referensi di bagian FAQ mengenai proteksi yang diberikan untuk obrolan pribadi. 

Langkah-langkah tersebut diambil untuk mengurangi risiko penyalahgunaan Telegram oleh jaringan kriminal, meskipun masih banyak yang meragukan efektivitas perubahan tersebut dalam mengatasi masalah kriminal.

Baca Juga: Pavel Durov Janji Tingkatkan Pengawasan Aktivitas Kriminal di Telegram   

Cara Beli Crypto di Bittime

Ingin trading jual beli Bitcoin dan investasi crypto dengan mudah? Bittime siap membantu! Sebagai exchange crypto Indonesia yang terdaftar resmi di Bappebti, Bittime memastikan setiap transaksi aman dan cepat.

Mulai dengan registrasi dan verifikasi identitas, lalu lakukan deposit minimal Rp10.000. Setelah itu, kamu bisa langsung beli aset digital favoritmu!

Cek kurs BTC to IDR, ETH to IDR, SOL to IDR dan aset kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.